Implementasi perdagangan bebas Free Trade Area (FTA) ASEAN China berlaku mulai 1 januari 2010 dan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ada persaingan tidak seimbang kemudian akan mematikan industri dalam negeri. Oleh sebab itu akhir-akhir ini banyak buruh yang melakukan unjuk rasa menentang diberlakukannya pasar bebas ASEAN China, alasannya industri dalam negeri sulit bersaing dengan barang-barang asal China yang lebih murah. Salah satunya belum lama ini terjadi di Bandung ribuan buruh berunjuk rasa menentang diberlakukannya pasar bebas ASEAN China. Hal ini dapat dimaklumi karena Bandung terkenal sebagai kota tekstil, kota industri sepatu , dan kota industri padat karya yang mungkin akan terkena dampak yang sangat besar.
Penetapan pasar bebas sejak januari 2010 terus mengundang pro dan kontra sejumlah pedagang baju masih ragu dan takut dengan adanya perdagangan bebas ASEAN yang telah diberlakukan sejak 1 januari 2010. Menurut para pedagang meski produk china banyak diminati oleh para konsumen karena harganya lebih murah, namun dari segi kualitas produk Indonesia masih lebih baik. Meski produk China belum marak terlihat di pasaran namun para pedagang khawatir produk lokal sulit bersaing dengan adanya perdagangan bebas ini. Pasalnya produk China dipastikan akan menawarkan harga yang kompetitif dibanding produk lokal yang akan mengendalikan segi kualitasnya.
Kompetisi memang perlu tetapi kompetisi yang dipersiapkan bukan kompetisi yang jor-joran atau ugal-ugalan. Jika diumpamakan petinju Indonesia melawan petinju amerika , Chris Jhon melawan Mike Tison tentu petinju Indonesia akan kalah karena tidak seimbang. Kita itu perlu fare trade perdagangan yang adil bukan hanya sekedar free trade. China sendiri mempersiapkan diri dengan industri bahan baku dan komponen yang kuat kemudian nilai tukar yang sengaja dibuat murah serta tingkat bunganya murah sehingga industrinya menjadi sangat kuat sehingga mereka siap bersaing.
Kesepakatan kearah perdagangan bebas sudah disepakati di pertemuan APEC di Bogor tahun 1985 dan sekarang sudah 25 tahun kenudian namun tidak ada persiapan yang memadai untuk meningkatkan daya saing industri kita tidak ada upaya untuk meningkatkan dan memperkuat struktur ekonomi kita. Contohnya sederhana biasanya sektor manufaktur dan industri Indonesia tumbuh di atas 10%-12% belakangan ini tahun 2009 anjlok 1,4 % jadi terjadi percepatan di industri realisasi yang mengakibatkan pengangguran yang semakin lama semakin meningkat. Saya akui Indonesia tidak terlalalu anjlok terutama karena ekspor kita seperempat dari FJP tetapi begitu Negara lain mulai bangkit dengan cepat begitu ekonomi dunia pulih Indonesia masih akan stak pada kisaran 5%- 5,5%. Soal kompetisi saya sepakat tetapi tidak dengan cara liberalisme ugal-ugalan. Contohnya sangat sederhana apel malang 1 kg harganya Rp 25.000,- apel dari China Rp 10.000,- per kg jadi jika perdagangan bebas diberlakukan petani apel di malang akan habis kalah bersaing dan itu terjadi di produk-produk lainnya. Konsumen tergantung tingkat statusnya jika kalangan atas akan memilih rasanya namun jika kalangan menengah ke bawah yang mayoritas merekan akan memilih yang harganya paling murah.
Hal ini ketakutan yang real karena banyak industri kita yang akan gulung tikar kemudian sektor pertanian kita juga akan terkena dan akan terjadi reinkarnasi struktur ekonomi kolonialis. Jika kita mengingat zaman Belanda ekonomi Indonesia hanya eksport bahan mentah dan bahan baku, nilai tambahnya rendah, dan jadi pasar untuk barang-barang dari eropa. Sekarang akan terjadi kembali kita hanya akan menjadi eksportir bahan baku dan mentah, energy, batu bara, minyak, dan gas sementara sektor yang nilai tambahnya banyak dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan seperti industri akan semakin mengecil dan pasar dalam negeri kita buka seluas-luasnya untuk asing.
Meski Kompetisi itu memacu orang untuk menjadi lebih memiliki kompetensi atau denagan menyesuaikan diri dengan kompetisi itu kita akan dapat bersaing dengan sendirinya namun kompetisi itu harus dipersiapkan. Sebagai contoh China mempersiapkan diri dengan :
1) membuat komponen dampak sehingga sehingga industrinya input costnya lebih murah 40%
2) memiliki labour productivity atau produktivitas tenaga kerja 20% lebih tinggi
3) sengaja membuat nilai tukarnya murah dan tingkat bunga juga sangat murah sekali sehingga biaya capital dia menyumbang 40% dari biaya yang sangat murah.
Setelah itu dipersiapkan mereka ready untuk kompetisi dengan Negara-negara lain. Kita sangat siap di dalam industri bahan baku, bahan mentah, Indonesia banyak sekali sumber daya alam tetapi kalau hanya itu tidak jauh beda dengan industri pada zaman kolonial. Yang kita inginkan ada industri yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Kita ingin sektor pertanian yang tangguh dan siap untuk berkompetisi. Yang paling penting adalah kita harus siap berkompetisi tapi dengan persiapan.
Yang paling terkena dampak dari perdagangan bebas adalah sektor-sektor padat karya, sektor yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti : industri tekstil, industri sepatu, dan industri mainan. Karena perdagangan bebas sudah terlanjur terlaksana maka ada beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan agar dampak buruk dari perdagangan bebas dapat dihindari:
1) Harus ada kebijakan industry terlebih dahulu karena di Indonesia mentri perdagangan jalan sendiri dan mentri industrinya seolah-olah tidak ada kaitannya.
Artinyua tidak ada integrasi antara kebijakan perdagangan dan industry. Padahal itu satu proyek, mata uang yang sama dengan dua sisi yang berbeda. Kalau kita lihat negara-negara besar yang mampu mengejar ketinggalannya dari Negara barat itu mengintegrasikan kebijakan perdagangan dan industri.
2) Untuk mengambil keputusan yang sangat besar dampaknya harus melalui kessepakatan seluruh DPR.
Negara kita yang luar biasa anehnya ada kesepakatan yang sedemikian besar dampaknya, bisa menyebabkan pengangguran ratusan ribu orang dan merugikan Negara cukup besar bisa ditandatangani tanpa ada kesepakatan di DPR. Padahal di Amerika saja pada saat presiden Clinton ingin membuat perjanjian perdagangan bebas dengan dengan Negara Amerika latin itupun dia harus berjuang untuk meyakinkan parlemen tidak bisa pemerintah mengambil keputusan yang sedemikian besar tanpa kesepakatan para dewan. Pada saat melakukan negosiasi Indonesia lebih banyak ikut dogma pasar bebas tapi brasil dan india datang ke negosiasi dia tahu apa yang harus dia perjuangkan dan apa yang harus mereka serahkan. Negara-negara yang berhasil menarik manfaat dari proses liberalisasi adalah Negara yang punya posisi negosiasi, Indonesia nyaris tidak ada karena percaya secara fanatic dengan manfaat pasar bebas . Tentu kita ingin merdeka kita ingin Negara kita menjadi Negara besar dan kuat serta rakyatnya sejahtera tetapi kalau strukturnya kembali seperti struktur di kolonial Belanda hanya mengeksport bahan baku dan bahan mentah apa gunanya kita merdeka .
Menghadapi ancaman ini pemerintah berjanji untuk membantu dunia usaha misalnya saja menekan ekonomi biaya tinggi, mencegah penyelundupan, pemberian insentif pajak dan non pajak, serta memperbaiki pelayanan publik. Pemerintah juga berusaha melobi Negara ASEAN dan China untuk menunda penerapan beberapa pos tarif. Semoga pemerintah akan menepati janjinya dan bukan hanya sekerdar mengumbar janji, selain itu semoga upaya pemerintah tersebut dapat mengatasi dampak negatif dari perdagangan bebas tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar